Catatan : Datuk MYR Agung Sidayu, Chairman YPI Wira Tata Buana, Special Consultative Status in ECOSOC United Nations.
Akhir akhir ini terjadi perdebatan sengit antara beberapa pihak dengan saudara saudara kita Warga Negara Indonesia yang mempunyai nasab dari Yaman, yang dsebut sebagai baalawi.yang konon mereka mengindentisir diri sebagai keturunan Rasululah SAW.
Secara biologis Rasulullah SAW, memang tidak mempunyai seorangpun putera, karena mereka wafat sebelum dewasa, kecuali beberapa Puteri. termasuk didalamnya Fatimah Alzahra yang kemudian menikah dengan sahabat dan sekaligus saudara sepupu Rasulullah Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA.
Didalam Alquran, Al-Ahzab Ayat 40.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang (Laki-Laki) di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dari Tafsir Tahlili,kita mengetahui bahwa asbabun nuzul dari Ayat tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Tatkala Rasulullah menikahi Zainab, banyak orang munafik yang mencela pernikahan itu karena dipandang sebagai menikahi bekas istri anak sendiri. Maka Allah menurunkan ayat ini yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw tidak usah khawatir tentang cemoohan orang-orang yang mengatakan bahwa beliau menikahi bekas istri anaknya, karena Zaid itu bukan anak kandung beliau, tetapi hanya anak angkat. Muhammad saw sekali-kali bukan bapak dari seorang laki-laki di antara umatnya, tetapi ia adalah utusan Allah dan nabi-Nya yang terakhir. Tidak ada nabi lagi setelah beliau. Nabi Muhammad saw itu adalah bapak dari kaum Muslimin dalam segi kehormatan dan kasih sayang sebagaimana setiap rasul pun adalah bapak dari seluruh umatnya.
Muhammad itu bukan bapak dari seorang laki-laki dari umatnya dengan pengertian "bapak" dalam segi keturunan yang menyebabkan haramnya mushaharah (perbesanan), tetapi beliau adalah bapak dari segenap kaum mukminin dalam segi agama. Beliau mempunyai rasa kasih sayang kepada seluruh umatnya untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, seperti kasih sayang seorang ayah terhadap anak-anaknya.
Anak laki-laki Nabi saw dari Khadijah ada tiga orang, yaitu Qasim, thayyib, dan thahir, semuanya meninggal dunia sebelum balig. Dari Mariyah al-Qibthiyah, Nabi memperoleh seorang anak laki-laki bernama Ibrahim yang juga meninggal ketika masih kecil. Di samping tiga anak laki-laki, Nabi saw juga mempunyai empat anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab., Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah.
Tiga yang pertama meninggal sebelum Nabi wafat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tentang siapa yang diangkat sebagai nabi-nabi yang terdahulu dan siapa yang diangkat sebagai nabi penutup.
Berikut hadis-hadis yang menerangkan tentang kedudukan Nabi Muhammad sebagai nabi penutup atau terakhir, di antaranya:
Dari Jabir bin Muth'im bahwa ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Aku punya beberapa nama: aku Muhammad, aku Ahmad, aku al-Mahi yang mana Allah menghapus kekufuran denganku dan aku al-hasyir di mana manusia dikumpulkan di bawah kakiku dan aku juga al-'aqib yang mana tidak ada lagi nabi sesudahku." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Dari Jabir bin 'Abdullah bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Posisiku di antara para nabi adalah seperti seorang laki-laki yang membangun rumah, dia menyempurnakan dan menghiasinya kecuali satu tempat batu (bata yang belum dipasang). Orang yang memasuki rumah itu dan melihatnya berkata, 'Alangkah bagusnya rumah ini, kecuali satu tempat batu (bata yang belum dipasang), maka akulah batu (bata yang belum dipasang) itu, di mana aku menjadi penutup kenabian." (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Aku dilebihkan dari para nabi dengan enam hal: 1) Aku diberi kalimat yang singkat tapi padat (luas maknanya). 2) Aku ditolong dengan (diberi rasa) ketakutan (bagi musuh). 3) Dihalalkan bagiku rampasan perang. 4) Allah menjadikan bagiku bumi itu suci (untuk tayamum) dan menjadi masjid. 5) Aku diutus kepada seluruh makhluk, dan 6) Aku dijadikan sebagai penutup para nabi." (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi)
Dari Anas bin Malik bahwa ia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Kerasulan dan kenabian telah terputus, tidak ada lagi rasul dan nabi sesudahku." (Riwayat Ahmad).
Bahwa kemudian Allah berfirman dalam surat Alkautsar :
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗi
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَ
Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Disebutkan dalam berbgai riwayat, bahwa orang orang kafir qureisy yang dipimpin oleh Abu Jahal, merasa senang bahkan menghina Rasulullah SAW tiidak mempunyai keturunan laki laki, saat Abdullah Putera Rasulullah SAW wafat. Mereka menghina tidak saja karena Rasulullah tidak mempunyai keturunan laki laki, tetapi juga sedikit pengikutnya.
Mka Allah menurunkan Surat tersebut diatas, sebagai penghibur dan motivasi positive kepada Rasulullah, yang intinya menyatakan bahwa sesungguhnya merekalah yang tidak mempunyai keturunan, dan apa yang disampaikan Allah tersebut sampai saat ini terbukti, bahwa Rasulullah mempunyai keturunan dari Puterinya Farimah Alzahra Isteri sahabat dan saudara sepupunya Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, dan keturunan Rasulullah menyebar keseluruh dunia.
Pertanyannya adalah apakah keturunan Rasulullah tersebut ada samapi saat ini?.
Syekh Ibnu Utsaimin – semoga Allah merahmatinya – berkata dalam Al-Sharh Al-Mumti’: Ya, mereka ada, dan mereka menyebutkan bahwa di antara orang-orang yang telah membuktikan silsilah mereka kepada Bani Hasyim, adalah para imam dan raja-raja Yaman (yang pemerintahannya segera berakhir dengan pemberontakan Partai Republik melawan mereka), mereka berada di menguasai Yaman selama lebih dari seribu tahun, dan silsilah mereka terkenal dan diketahui berasal dari Bani Hasyim, dan banyak juga orang yang tergabung dalam silsilah Bani Hasyim .
Di antara mereka ada yang keturunannya masih ada sampai sekarang, dan mereka disebut Ahl al-Bayt. Keluarga Al-Bayt yang ada sekarang sebagian besar adalah keturunan Al-Hassan bin Ali bin Abi Thalib, termasuk beberapa keturunan Al-Hussein bin Ali bin Abi Thalib .
Keluarga Nabi mempunyai hak-hak, antara lain , kita harus: menyayangi mereka, menafkahi mereka, menghormati mereka, dan mereka pada tashahhud terakhir, sebagaimana yang diperintahkan Nabi SAW.
Namun perlu diketahui bahwa ada banyak klaim terkait dengan garis keturunan ini, sampai-sampai afiliasi dengan keluarga Nabi telah menjadi sarana untuk menipu umat Islam. Hal ini juga terjadi di kalangan Ubaydi yang secara salah berafiliasi dengan Fathimah – radhiyallahu ‘anha – dan mereka ternuata adalah orang-orang Majusi yang sesat.
Begitu terhormat dan cintanya Rasulullah SAW terhadap cucunya Hasan dan Husein, beliau bersabda "Saya dan para nabi akan dikumpulkan di satu tempat, dan disebut: Wahai para nabi, banggakanlah anak-anakmu, maka aku akan bangga. anak-anakku, Al-Hassan dan Al-Hussein.” semoga Tuhan meridhoinya.
Apa maknanya?. Tidak lain adalah bahwa menghormati keturunan Rasulullah SAW dari garis Hasan dan Husein adalah sama dengan menghormati Rasulullah SAW.
Pertanyannya, adalah apakah mereka yang menyebut diri sebagai Baalwi itu keturunan Rasulullah SAW?.
Saya yang tidak mempunyai cukup ilmu tentang silsilah keturunan Rasulullah SAW , khususnya dalam kaitan dengan Baalwi, tentu tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut diatas. Oleh sebab itu saya mencoba untuk membaca berbgai sumber, dan dibawah ini adalah sumber tersebut.
Keluarga Ba'alawi , keluarga Abu Alawi , atau Banu Alawi, dari Bani Hasyim yang berafiliasi dengan Rasulullah Muhammad SAW , dari keluarga Al- Hussein bin Ali bin Abi Talib . Mereka tinggal di wilayah Hadhramaut di selatan Jazirah Arab.Kehadiran mereka di Hadhramaut dimulai pada tahun 319 H/931 M setelah kakek mereka, Ahmad Al-Muhajir, tiba di sana, dan setelah itu mereka menyebar ke seluruh dunia. Mereka mengikuti pendekatan Sunni ditengah masyarakat, berdasarkan mazhab Syafi’i , dan mazhab Asy’ari dalam keimanan, dan mereka mempunyai cara sendiri dalam berjalan menuju Tuhan, yaitu jalan dari Sayyidah Al Ba'alawi, salah satu tarekat sufi yang tersebar luas di dunia Islam.
Asal usul nama mereka (Ba'alawi) berasal dari salah satu nenek moyang mereka dalam garis keturunan Alawi bin Ubaidullah bin Ahmed Al-Muhajir, keturunan Al- Muhajir pertama yang dipanggil Alawi . Dalam bahasa klasik adalah (Alawi), dan penggunaan (Ba'alawi) muncul setelah mereka dipengaruhi oleh kaum Hadrami dalam cara mereka menyebut ayah mereka, dan arti (Ba) menurut kaum Hadrami adalah ( putra). Namun, mereka tidak menggunakan kedua gelar tersebut kecuali dalam biografi dan silsilah, dan orang tersebut dikaitkan dengan sukunya. Namun, ada beberapa anggota Bani Alawi yang masih disebut (Ba'alawi); Karena mereka bukan milik beberapa suku terkenal. Putra dari saudara laki-lakinya Basri dan Jadid, putra Ubaid Allah bin Ahmed Al-Muhajir, secara metaforis dikaitkan dengan keluarga Ba'alawi. Karena kemasyhuran silsilah saudaranya Alawi, apalagi Banu Basri dan Banu Jadid telah punah pada awal abad ketujuh Hijriah.
Setelah syahidnya Hussein bin Ali, cucu Rasulullah SAW , dalam Pertempuran Karbala, tidak ada satu putranya yang selamat kecuali putranya Ali Zain al-Abidin bersama ayahnya, dan dia kembali ke Madinah bersama seluruh keluarganya. Di antara anggota keluarganya yang kembali bersamanya adalah putranya, Muhammad al-Baqir , yang menyaksikan Pertempuran Karbala ketika ia masih muda, dan menjalani hidupnya di kota, dan setelahnya, putranya, Jaafar al-Sadiq , juga . Adapun Ali Al-Aridi, dia adalah anak bungsu dan terpanjang dari anak-anak Jaafar Al-Sadiq. Dia dijuluki “Al-Aridi” setelah desa Al-Aridi, dekat Medina, tempat dia tinggal. Di antara putra-putranya adalah Muhammad al-Naqib , yang pindah dari Madinah setelah kematian ayahnya ke Irak, tinggal di Basra dan memerintahnya, dan menjadi kepala para bangsawan di sana. Demikian pula, putranya Issa, yang dijuluki “Rumi,” mengambil alih para bangsawan ' persatuan di Irak setelah ayahnya. Issa mempunyai banyak anak, termasuk Ahmed Al-Muhajir (kakek dari keluarga Ba'alawi).
Beberapa orang Bani Alawi bermigrasi pada akhir abad ke-6 H dan setelahnya, ke arah timur, ke India : Burma , Indonesia , dan Filipina , dan ke arah barat ke Kenya , Tanzania, Uganda, Komoro, Zanzibar , dan lain-lain, dan banyak dari mereka. kembali ke Hijaz
Keturunan mereka yang pertama menjadi terkenal di India adalah Bani Abd al-Malik bin Alawi, paman dari ahli hukum al-Muqaddim. Mereka menyebar ke sana dan melakukan kontak dengan raja-raja dan pemimpin umat Islam di India mempunyai status tinggi di kalangan umat Islam India dan disebut Al Uzma Khan .
Di antara mereka adalah para pendakwah, politisi, dan tentara, dan kemudian keturunan mereka pindah ke kepulauan India Timur, yang kemudian dikenal sebagai Indonesia , dan mereka memiliki reputasi yang bagus. Mereka yang berimigrasi ke Filipina merupakan keturunan Abdullah bin Alawi, paman ahli hukum Al-Muqaddim.
Di antara mereka adalah Ali Zain al-Abidin bin Ahmed, yang datang ke Johor sebagai orang Melayu pada abad kesembilan H, dan menikahi putri Sultan, yang melahirkannya Muhammad , yang berlayar dari Johor dengan tujuan Teluk Mindanao dan dipanggil penduduknya masuk Islam. Ali Zain Al-Abidin memiliki putra lain bernama Abu Bakr , yang menuju ke pulau Sulu dan mengambil alih kekuasaan lokal di sana. Kehadiran mereka telah menyebar, dan keturunan mereka hingga saat ini masih menetap di desa-desa terpencil di Sulu, termasuk Sultan Sulu yang menjadi sahabat saya, Sultan Fuad Abdullah Kiram I.
Pendiri kesultanan Sulu bernama asli Sayyid wal Shareef Abu Bakr ibn Abirin Al Hashmi. Ia mendirikan Kesultanan Kerajaan Sulu pada tahun 1457 dan mengganti namanya menjadi Paduka Mahasari Maulana al-Sultan Sharif ul-Hashim, yang secara kasar diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai "Tuan Yang Mulia, Pelindung dan Sultan, Bangsawan Klan Bani Hasyim". Sultan dilaporkan tinggal sekitar tiga puluh tahun di Buansa, pusat pertama kesultanan, dan makamnya terletak di salah satu lereng dekat Gunung Tumantangis.