Perobahan yang di seyogjakan

Myr Agung Sidayu, Anggota Dewan Pembina YPI

Inilah waktunya untuk menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan, perjuangan komunitas yang begitu tulus dan terobsesi oleh sebuah cita cita yang mulia, telah menjadi ajang bisnis yang berkembang pesat bagi sebagian orang. Bahkan Institusi yang terafiliasi dan menjadi kebanggaan kemunitas, telah menjadi gantungankomunitas ini sebagai peluang yang menguntungkan, namun perubahan nyata dan positif masih sulit untuk dilakukan dan seterusnya mereka masih terus menjadi sasaran untuk mendapatkan suporting financial secara mudah, dan institusi tersebut masih saja menjadi cost center dan tidak pernah berobah menjadi profit center dengan dukungan asset yang konon belum diberdayakan.

Banyak sekali proyek dan inisiatif yang mengklaim dapat mengatasi marginalisasi komunitas, namun banyak di antaranya yang lebih bertujuan untuk mendapatkan pendanaan dan mempertahankan operasional bisnis daripada benar-benar memperbaiki kehidupan komunitas melalui pendidikan berkualitas yang selama ini menjadi salah satu obsesi mereka. Sungguh menyedihkan melihat kondisi kelompok yang terus menjadi sebuah komoditas.

Banyak dari inisiatif tersebut yang tidak memiliki keterwakilan cita cita komunitas. Sebaliknya, keputusan seringkali diambil oleh pihak-pihak yang jauh dari menguntungkan anggota komunitas, misalnya saja kesemrawutan sumbangsih finansial, yang tidak pernah di lakukan subsidi silang, sehingga mereka selalu terlibat hutang biaya pendidikan, karena kewajiban tumpang tindih. Dan semuanya menghasilkan strategi yang tidak efektif dan sumber daya yang terbuang sia-sia. Kedepan Anggota komunitas perlu diikutsertakan dalam proses ini, bukan sekedar diajak bersumbangsih.

Siklus Inefisiensi

Tahun demi tahun, kita mendengar kehebatan dari berbagai proyek yang didanai, namun kenyataan di lapangan masih stagnan. Siklus inefisiensi ini hanya menguntungkan pihak-pihak yang memperoleh keuntungan dari aliran pendanaan yang terus menerus dan keberlangsungan status quo. Sampai hal ini berubah, komunitas akan terus hidup dalam obsesi cita cita mulia mereka.

Seruan untuk Pertimbangan Etis dan Moral

Kita memerlukan peralihan ke arah tanggung jawab etis dan moral. Komunitas harus diberdayakan dengan otonomi dan penentuan nasib melalui langkah konstitusional. Sehingga mereka merasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bumi pertiwi, dan para pimpinan mampu memastikan keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan secara demokratik.

Saatnya untuk Perubahan Nyata

Perubahan nyata hanya akan terjadi ketika fokusnya beralih dari keuntungan ke kemajuan, dari bisnis ke advokasi yang sejati. Mari kita berupaya menghilangkan model bisnis yang dibangun berdasarkan isu-isu komunitas dan mengupayakan perubahan nyata dan positif bagi komunitas yang selama ini bertungkus lumus mensuport setiap inisiatif yang di usulkan dan atau di gagas. Jangan biarkan mereka menghadapi kenyataan semu, sehingga tetap berandai andai , bahwa semua yang terjadi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari obsesi mereka.

Inilah waktunya untuk meminta pertanggungjawaban diri kita sendiri dan organisasi kita . Komunitas kita pantas mendapatkan yang lebih baik. Dan tidak kita biarkan hidup dalam impian, mereka harus membumi dan terus kita gerakkan ke arah yang lebih baik. Bukan menggerakkan mereka untuk menjadi komunitas blind fanatism, yang menganggap Leader is never do wrong.