Umpan balik – feedback

"Apa yang kita lakukan jika umpan balik memperlihatkan kelemahan kita? ".

"Umpan balik kritis terkadang terasa seperti serangan pribadi. Jika Anda berada di posisi ini, Jadilah netral secara emosional! Mengontrol ekspresi wajah sangat penting dan melunakkan nada percakapan."

  1. Terima Kenyataan.

Setelah menerima masukan yang menunjukkan kelemahan Anda, langkah pertama adalah menerimanya sebagai cerminan kemampuan Anda saat ini. Menolak validitas umpan balik atau langsung menolaknya tidak akan membantu pertumbuhan Anda.

Sebaliknya, akui bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dan umpan balik ini adalah alat untuk membantu Anda mengidentifikasi di mana Anda bisa menjadi lebih kuat. Dengan menerima kenyataan kelemahan Anda, Anda memposisikan diri Anda untuk mengatasinya secara langsung, yang merupakan komponen penting dalam manajemen konflik yang efektif.

  1. Renungkan Secara Mendalam.

Setelah Anda menerima kelemahan Anda, luangkan waktu untuk merenungkan masukannya. Pertimbangkan konteks pemberiannya dan cobalah memahami perspektif orang yang memberikannya. Merefleksikan alasan di balik kelemahan Anda sering kali dapat mengungkap masalah mendasar yang perlu diatasi.

Hal ini bisa berupa apa saja, mulai dari kurangnya keterampilan tertentu hingga tantangan manajemen waktu. Refleksi mendalam sangat penting dalam manajemen konflik karena memungkinkan Anda membedah masalah dan merencanakan langkah ke depan yang konstruktif.

  1. Carilah Kejelasan.

Jika masukannya tidak jelas atau Anda tidak yakin bagaimana memperbaiki kelemahan yang teridentifikasi, jangan ragu untuk mencari klarifikasi lebih lanjut. Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang bidang spesifik yang perlu Anda kerjakan.

Ini menunjukkan komitmen Anda terhadap pengembangan pribadi dan membantu mencegah salah tafsir atas masukan tersebut. Komunikasi yang jelas adalah landasan manajemen konflik, dan dengan mencari kejelasan, Anda mengambil langkah proaktif untuk menyelesaikan segala kebingungan.

  1. Rencanakan Secara Strategis.

Dengan pemahaman yang jelas tentang kelemahan Anda, inilah saatnya mengembangkan rencana strategis untuk mengatasinya. Rencana ini harus mencakup tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART). Misalnya, jika kurangnya pengetahuan teknis merupakan suatu kelemahan, tetapkan tujuan untuk menyelesaikan kursus yang relevan pada tanggal tertentu. Perencanaan strategis merupakan bagian integral dari manajemen konflik karena perencanaan ini mengubah tantangan menjadi langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti menuju perbaikan.

5.Bertindak Secara Konsisten.

Langkah paling penting setelah perencanaan adalah mengambil tindakan yang konsisten. Terapkan rencana Anda dengan mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk pengembangan Anda. Baik itu mempraktikkan keterampilan baru, mencari bimbingan, atau menyesuaikan kebiasaan kerja Anda, tindakan yang konsisten akan membawa pada perubahan nyata. Dalam manajemen konflik, konsistensi dalam tindakan memperkuat komitmen Anda untuk menyelesaikan masalah dan menunjukkan kemampuan Anda untuk beradaptasi dan tumbuh dari umpan balik.

  1. Libatkan Dukungan.

Terakhir, jangan takut untuk mendapatkan dukungan dari kolega, mentor, atau jaringan profesional. Mereka dapat memberikan perspektif tambahan, sumber daya, dan dorongan saat Anda mengatasi kelemahan Anda. Dukungan dari orang lain juga dapat membuat Anda tetap bertanggung jawab dan membuat Anda tetap termotivasi sepanjang perjalanan perbaikan Anda.

Dalam manajemen konflik, mencari dukungan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan, karena hal ini menunjukkan kesediaan untuk berkolaborasi dan belajar dari orang lain dalam mencapai pertumbuhan pribadi.

Semoga bermanfaat!!
Source : dirangkum dari berbagai sumber