Alzaytun – Leadership ( Alzaytun dikelola sebagai sebuah business)

Saya mencoba untuk mengeksplorasi peran Syaykh Alzaytun Prof. Dr (Hon) Abdul Salam Rasyidi Panji Gumilang, S.Sos. M.P, salah satu pemimpin Non formal ternama di Indonesia, dengan bakat manajemen sumber daya manusia dan kepemimpinan yang efektif, yang berhasil membangun Pendidikan berbasis masyarakat, sebuah Institusi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat, yang tujuan utamanya adalah untuk menyediakan wahana ramah lingkungan dan layanan pendidikan bertaraf Internasional, yang diberi nama “Ma’had Alzaytun – Alzaytun Indonesia”, yang diresmikan oleh Presiden RI Prof. Dr. BJ Habibie pada tahun 1999. diberi nama Alzaytun Indonesia untuk mendeklare bahwa Institusi ini tidak terkait secara kelembagaan dengan Alzaytun yang ada di manca negara.

Pada saat yang sama, Syaykh Alzaytun mengumandangkan apa yang disebutnya “RISALAH ALZAYTUN” ATAU “ ALZAYTUN MESSAGE” melalui MOTTO Alzaytun ” THE CENTER OF EDUCATION, PEACE AND TOLERANCE CULTURE DEVELOPMENT”. Perdamaian dan toleransi antar manusia tidak hanya untuk umat Islam seperti yang digali oleh AMMAN MESSAGE atau Risalatau Amman yang dipromosikan oleh Raja Abdullah II dari Yordania 14 tahun kemudian, dengan tujuan utamanya adalah mengkampanyekan perdamaian dan toleransi di antara umat Islam, sunni, syiah dan mazhab Islam lainnya di seluruh dunia.

Sampai dengan uraian ini ditulis. Pendirian Alzaytun Indonesia dan laju upaya inovatifnya masih mengejutkan komunitas pendidikan Islam tradisional di Indonesia, terutama terkait dengan latar belakang pendiriannya yang menggunakan metodologi Participation action research and Participation programs. Sesuatu yang sangat berbeda dengan semua lembaga Pendidikan Islam yang ada di Indonesia bernama “Pesantren” yang didirikan oleh pemiliknya dan diwariskan kepada anak cucu mereka, yang kemudian melanjutkan otoritas dan gelar sang pendiri, yang dikenal secara tradisional. sebagai “Kyahi”.

Perbedaan tersebut di atas memuncak menjadi perseteruan yang memilukan di Indonesia dan cenderung dipolitisasi dengan memojokkan Alzaytun Indonesia dan pimpinannya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ajaran sesat dan bentuk kebencian lainnya, misalnya keterlibatan pimpinan dengan NII ( yang diketahui secara umum bahwa gerakan ini sudah selesai pada tahun 1962) yang di expose agar di ikuti oleh mereka yang apriori tanpa dasar, seperti yang beberapa waktu ini kembali terjadi, padahal semua mengetahui dengan jelas berdasarkan data termasuk Kementerian Agama RI bahwa kurikulum yang digunakan dan diajarkan adalah kurikulum yang berlaku secara nasional, dan sekalipun Pemerintah melalui Kementerian Agama RI memutuskan tidak ada ajaran sesat di lembaga pendidikan ini, tetapi di expos sedemikian rupa dengan mencari cari hal remeh temeh bahkan oleh Lembaga dan atau sosok yang seharusnya menawarkan kedamaian di tengah Masyarakat terutama di tahun politik menjelang Pemilu 2024.

Apa yang disampaikan oleh Menteri Agama RI 12 tahun yang lalu, dan salah seorang Dirjen Kementerian Agama seakan sama sekali tidak bermakna, karena bukan di sampaikan oleh Menteri Agama saat ini, Ironi memang tetapi itulah yang terjadi, yang kesemuanya hanya berdasar pada kedengkian dan keinginan untuk menguasai Alzaytun Indonesia dengan enak tanpa harus bertungkus lumus seperti yang dilakukan oleh Syaykh Alzaytun dan kawan kawannya, bahkan seakan mereka abaikan bahwa Negara ini adalah negara hukum:

Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan tidak ada indikasi keterkaitan Ma’had Al-Zaytun dengan jaringan Negara Islam Indonesia (NII), seperti yang ditudingkan berbagai pihak belakangan ini. Pernyataan tersebut keluar dari seorang pejabat Kementerian Agama saat dihubungi BBC terkait kunjungan Menteri Agama Suryadarma Ali ke pesantren yang berlokasi di Jawa Barat itu.”

Dirjen Bimas Islam Kemenag Nazaruddin Umar mengatakan, kunjungan Menag ke Pondok Pesantren Al-Zaytun untuk melakukan dialog terkait beredarnya dugaan keterkaitan dengan NII. “Di permukaan sepertinya tidak ada masalah. Karena badan hukumnya lengkap, tidak ada pelanggaran proses pendiriannya, kurikulumnya juga tidak ada masalah,” kata Nazaruddin Umar kepada BBC. – 11 Mei 2011

Berbeda dengan nama pesantren lain yang terkait dengan para pendirinya seperti disebutkan di atas, Ma’had Alzaytun dinamai oleh pendirinya terkait dengan misi jangka panjangnya “Ma’had Alzaytun, Pusat Pendidikan, dan pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian”, nama ini terpampang megah di gerbang masuk kampus, di Desa Gantar, Kecamatan Haugeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. dibutuhkan setidaknya 3 jam dengan berkendara dari Jakarta.

Meskipun Ma’had Alzaytun sama seperti Pesantren lain di Indonesia, namun dipersiapkan secara serius oleh para Pendirinya baik dari segi infrastruktur, legalitas dan Kurikulumnya, dimana mereka memaparkan secara terbuka bahwa Ma’had Alzaytun adalah Pesantren tetapi modern dalam sistem dan fasilitas pendidikannya, dari peringkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.

Siapa sesungguhnya Syaykh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang?

Prof. Dr.Abdussalam Panji Gumilang, S.Sos, M.P, Pendiri dan Pimpinan Alzaytun Indonesia. Pusat Pendidikan, dan Pengembangan budaya Toleransi dan Perdamaian, adalah benar-benar pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia. Selama bertahun-tahun para pesaingnya mencoba mengucilkannya dengan tuduhan negatif, tetapi dijawabnya semua tuduhan dengan kerja nyata. Yang hasil karya nyata inovatifnya membuat para pesaingnya tidak mampu menyainginya, kecuali melakukan segala bentuk fitnah yang merupakan pertanda ketidak mampuan menyaingi keberhasilannya

Didalam memimpin Alzaytun Indonesia, gelar yang digunakannya adalah Syaykh yang bermakna “sosok senior” dan bukan “Kyahi” seperti halnya para pemangku Pondok Pesantren di Indonesia, tidak juga memberikan gelaran “GUS” kepada anak anak dan saudara-saudaranya, seperti tradisi yang berlaku. Tetapi semua exponen Alzaytun berstatus sama, yang membedakan adalah senioritas, sebagai keseyogjaan, yang tua mengasihi yang muda dan yang muda menghormati yang tua. Sebagai pimpinan tidak juga menggunakan atribut pakaian yang berbeda, tidak memakai Qamis dan Igal / sorban, tetapi menggunakan pakaian nasional modern, sesuatu yang jauh di terapkannya bahkan sebelum hingar bingar himbauan untuk tidak menggunakan pakain arab dan lain sebagainya oleh pihak tertentu, untuk menunjukkan ke Indonesiaan, walau sesungguhnya pakaia hanyalah trend atau fashion, yang sama sekali tidak berhubung kait dengan Nasionalisme.

Dahlan Iskan, menyangka bahwa Syaykh Abdussalam Panji Gumilang berasal dari Jawa Barat, dan baru mengetahui setelah bertemu di Alzaytun, bahwa daerah kelahirannya tidaklah jauh dari Surabaya dimana Dahlan Iskan beraktifitas dari muda sampai di usianya yang ke 71, yakni di desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, ayahnya seorang Kepala Desa dan pimpinan Golkar (sebelumnya Masyumi). Tidak ada yang istimewa terkait dengan keluarganya, kecuali pemompaan semangat oleh Ayahnya yang menjadi sahabat para politisi ternama di Jakarta,( Burhanuddin Harahap dll) yang walaupun berlatar belakang Masyumi tetapi Ayahnya adalah seorang Sukarnois yang amat bersahaja. Wajarlah dikemudian Syaykh Abdussalam Panji Gumilang mengagumi Soekarno, bahkan oleh para tokoh Masyarakat Sabah Malaysia Timur tempat selama 10 tahun mengabdi sebagai utusan Rabitah Alam islami, disebut sebagai “Soekarno Muda”, karena kemampuan orasinya bag kemampuan Presiden Haji Ahmad Soekarno.

Menjawab pertanyaan Dahlan Iskan tentang latar belakang pendidikannya, Syaykh Alzaytun menjawab, bahwa setelah tamat Sekolah Rakyat, belajar membaca Alquran setahun, kemudian belajar di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, dan melanjutkan pendidikan tingginya di IAIN Ciputat, dikemudian hari menjadi Ketua IKALUIN dua periode, kemudian ditengah pekerjaan pengabdian ummatinya melalui Alzaytun Indonesia, Syaykh Alzaytun berhasil menyelesaikan program undergraduate di bidang Sosiologi di Universitas Terbuka (UT), kemudian melanjutkan program pendidikan Potsgraduatenya di bidang agronomi, sesuatu yang telah digelutinya berpuluh tahun, sambil terus belajar Syaykh juga mengajak semua exponen untuk belajar dan belajar, sehingga tidak satupun yang tidak bergelar Sarjana.

Syaykh Abdussalam Panji Gumilang, mendapatkan geralar Honorary Doctorates dari beberapa Universitas baik Negeri ataupun Swasta (Accredited University), yakni Mindanao State University dan salah satu Lembaga Pendidikan Tinggi yang berbasis di Inggris, serta The University of Action Learning. Sementara gelar Professornya diperoleh dari Euclid University, bukan Honorary Professor tetapi professor penuh yang dalam system Pendidikan Amerika dan Eropa maju, dikenal sebagai Professor of Practice.

President Euclid dan Senat University sedang di salami oleh Raja Abdullah, saat penyerahan hadiah Perdamaian International di Amman

Saat ini Euclid yang melahirkan alumni dengan jabatan jabatan tinggi di Pemerintahan, di pimpin oleh Mantan Luar Negeri Trinidad and Tobago dan Presiden Afrika Tengah sebagai Chairman, serta berbagai Guru besar. Euclid dengan entity yang di keluarkan Oleh Perserikatan Bangsa Bangsa bekerja sama dengan 21 Negara berdaulat yang masing masing memberikan approval dan akreditasinya.

Mengelola Alzaytun sebagai Business

Alzaytun Indonesia sejak awal berdirinya sudah mengejutkan Masyarakat, bukan karena Master Plannya yang modern dan beberapa Gedung yang baru selesai pada tahun itu (1999), tetapi karena Alzaytun adalah Pesantren, yang oleh sebagian kalau tidak bisa disebut sebagian besar adalah Lembaga Pendidikan tradisional walaupun menjadi Lembaga Pendidikan tertua di Negeri ini. Begitu sederhananya pemahaman Masyarakat tentang Pesantren, sehingga menjadi sesuatu yang mengejutkan ketika Mayarakat melihat kenyataan Bahwa Alzaytun Indonesia adalah Pesantren yang berbeda. Bertolak dari pandangan inilah kemudian opini Masyarakat tertentu berkembang ke arah yang lebih dari sekedar perbedaan opini tentang Pesantren, tetapi menjurus kearah ideological dan Financial aspects, sampai dengan hingar bingar terakhir di tahun politik 2023 menjelang Pemilu 2024 ini.

Saya tidak hendak berurai panjang terkait dengan Ideological aspects, dari keterlibatan dengan NII, kemudian mengarah pada Radikalisme, terorisme dan lain sebagainya, karena semua itu sudah di jawab dengan pernyataan dan perbuatan nyata oleh Pimpinan Alzaytun Indonesia, walau terus di pompakan sebagai point of interest untuk mengexpos kebencian, namun tidak ada satu buktipun yang bisa ditemukan, dan untuk itu patut diabaikan.

Seiring dengan perjalanan waktu, ditengah hiruk pikuk kebencian yang diexpos segelintir orang, ternyata Alzaytun Indonesia berkembang sedimikian rupa sehingga semakin tidak bisa di ikuti oleh mereka yang berusaha keras untuk menjatuhkannya. Salah satu dari terus berjalannya pembangunan pisik di Kampus Alzaytun adalah proses penyelesaian Masjid Rahmatan Lil Alamin, yang bisa mengakomodir 150,000 Jamaah. Yang oleh Mas Tom (Utomo Dananjaya) menjadi pengental kekuatan Alzaytun Indonesia, dan hanya mereka yang mampu menghancurkan Masjid Rahmatan Lil Alamin yang bisa mengambil alih Alzaytun Indonesia secara paksa. Masjid tersebut menjadi Masjid terbesar di Indonesia dengan Menaret tertinggi pula, yang bernilai trilnunan rupiah, dan dari sinilah setiap langkah Syaykh Abdussalam Panji Gumilang dalam mengelola Alzaytun Indonesia dimulai.dan di ejawantahkan oleh seluruh Exponen di bidangnya masing masing, yang kesemuanya berkantor di Masjid Rahmatan Lil Alamin ini, dan telah dibutuhkan secara legal sebuah Lembaga yang diberi nama Lembaga Kesejahateraan Masjid – Masjid Rahmatan Lil Alamin, yang membawahi seluruh sub Institusi, termasuk YPI Alzaytun yang mengelola Pendidikan.

Yang membedakan dengan Pesantren lainnya di Indonesia, adalah cara pengelolaan yang di lakukan oleh Syaykh Abdussalam Panji Gumilang, yang mengelolanya dengan serious dan tartil serta syarat dengan Innovasi bag mengelola sebuah Perusahaan besar * konglomerasi* dalam business, dimulai dari Pendidikan, Pertanian terpadu, Kelautan terpadu, Export – Import , Kehutanan dan lain sebagainya termasuk pengembangan sumber daya manusia yang menjadi talentanya sejak muda. Beberapa bidang usaha menjadi perhatian utama Dahlan Iskan saat berkunjung ke Alzaytun Indonesia, bahkan di sebutnya sebagai berbagai pertanyaan saat menjabat sebagai Petinggi Negara, telah terjawab oleh apa yang dilakukan oleh Syaykh Alzaytun, yang telah menjadikan Alzaytun Indonesia menjadi Pesantren terkaya di Indonesia.

Usaha Pertanian terpadu misalnya, Syaykh tidak melakukannya sendiri tetapi dengan melibatkan Petani setempat yang menjadi anggota Paguyuban Kontak Tani yang di dirikannya, para anggota kontak tani tersebut memperoleh berbagai fasilitas didalam usaha penggarapan sawah milik Alzaytun Indonesia, termasuk bibit unggul, saprodi lainnya, fasilitas pinjaman dana, kemudian hasil panennya di beli oleh Bagian pertanian Alzaytun dengan harga yang lebih baik dari Harga Tengkulak bahkan pagu harga dasar yang ditetapkan Pemerintah. Untuk menampung hasil pertanian Padi ini Syaykh Alzaytun telah mendirikan Pabrik Besar modern dan setiap saat ceilo Pabrik selalu menampung lebih dari 1000 ton beras, yang akan dipergunakan untuk konsumsi penghuni Kampus, selebihnya di jual melalui Koperasi Alzaytun Indonesia yang di beri nama Koperasi Desa – Kota. Usaha pertanian ini telah mengenerate dana bermilyar rupiah, yang akan tergulir untuk mendananai usaha tersebut dan usaha usaha lainnya. Saat ini sebagai pengembangan usaha telah di tanam padi padi unggulan, seperti Padi Basmati dan Koshikari dari Jepang dan terys dilakukan upaya untuk mendapatkan bibit unggul.

Selain padi juga ditanam jenis tanaman komsersial lainnya, termasuk Pisang yang juga menjadi tanaman yang mendatangkan hasil yang banyak, dan telah di manage sedikian rupa , baik pola tanam maupun pasca panen dengan pasar kaptive, yakni anggota Koperasi Desa Kota yang telah mencapai puluhan ribu orang, yang tersebar di seluruh Jawa. Untuk pengembangan usaha pertanian dan Holtikulura ini Syaykh Abdussalam Panji Gumilang telah dan akan mengimport Green House serta peralatan pertanian lainnya dari China, yang tentu akan menghasilkan produk yang lebih baik dan mendatangkan benefit yang baik pula. Usaha pertanian terpadu ini dikelola oleh para manager yang semuanya sudah menyeselesaikan program Masternya, dan akan dikembangkan di luar Indramayu, misalnya telah tersedia tanah seluas 1000 hektar di Lampung, 2500 – 3000 Hektar di Balerang, sedang dipersiapkan usaha usaha berbasis kerakyatan di Halmahera dan Kalimantan Timur.

Syaykh Alzaytun kemudian melanjutkan diversifikasi usaha dibidang kelautan yang disebutnya sebagai Blue Economy, dengan membeli luasan tanah di pinggir laut di Pantura Indramayu, yang saat ini sudah ditinggalkan oleh banyak pengusaha karena telah terbangunnya jalan Tol, sehingga memudahkan pembebasan tanahnya. Tanah pinggir laut tersebut kemudian di pasang sheetpile sehingga aman dari abrasi untuk tanah itu sendiri dan tanah pertanian warga di sekitarnya. Galangan kapal dibangun dan secara komperhensive dibangun pula Kapal Kapal Nelayan dalam ukuran besar antaea 400 – 600 ton, dilengkapi dengan peralatan modern, termasuk didalamnya Radio Komunikasi, coldstorage dan engine khusus , yang di import dari China dengan harga jutaan dollar. Dalam waktu dekat usaha ini akan menghasilkan keuntungan bagi Alzaytun Indonesia, dan seperti dengan usaha usaha yang lain usaha kelautan ini di libatkan secara aktif nelayan setempat.

Disamping Kapal Kapal dari kayu dan besi, juga dibangun fasilitas darat lainnya sebagai pendukung, diantaranya Terminal untuk Kepentingan sendiri (TUKS), yang didalamnya dibangun Cold Storage berkapasitas 10,000 ton, dilanjutkan dengan pembangunan Pusat Industri Perikanan terpadu, yang kini sudah terbebaskan 300 hektar tanah hak milik, kesemuanya akan di upayakan dengan pola PPP – Public – Private partnership dan tujuan utamanya adalah untuk keberhasilan SDGs seperti yang diseyogjakan PBB, dan tentu sebagai penunjang utama pembiayaan pendidikan yang akan merambah Nusantara.

Usaha usaha konglomerasi tersebut diatas tentu menghasilkan keuntungan yang dikelola sedemikian rupa oleh Syaykh Alzaytun dengan managemen keuangan modern, melalui Koperasi Simpan Pinjam Desa Kota, BPR dan kerja sama business to business dengan Bank Mandiri, kerja sama yang saling menguntungkan, dengan pola pembiayaan Back to Back dan lain lain, yang juga telah saya paparkan dalam Written statement dan menjadi dokumen resmi PBB.

Terkait dengan pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia, Syaykh Alzaytun secara sustain membina community members agar menjadi warga negara yang baik, mentaati dan menjalani kehidupan berdasar pada dasar negara Pancasila, mengexpos semangat toleransi dan damai ditengah masyarakat, sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan usaha usaha ekonomi kerakyatan dengan bekerja sama dengan Koperasi Desa Kota. Tentu usaha usaha ini mengenerate keuntungan yang bisa di bagi dengan system loss and profit sharing, hasilnya cukup bermakna untuk di sirkulasikan dalam pengelolaan Alzaytun Indonesia.

Satu hal lagi sebagai bagian dari konglomerasi adalah pendidikan itu sendiri, yang tidak gratis walau hanya dengan biaya affordable, dikuti dengan usaha usaha langsung yang terkait dengan penghuni kampus, loundry, toko serba ada, semuanta menghasilkan pendapatan yang cukup banyak, dan tergulirkan dengan pola financial management dan kepemimoinan yang tangguh.

Dari semua usaha yang selalu syarat dengann innovasi tersebut diatas Alzaytun Indonesia mempunyai kekayaan yang sudah ternilai oleh Lembaga Penilai asset (Apprasial) sebesar 22,5 trilyun Rupiah, dan aset yang belum terapprais beribu hektar yang tentu akan menghasilkan penilaian lebih dari 22 Trilyun, pada tahun 2024 yang akan datang akan di lakukan penilaian kembali untuk keseluruhan kekayaan Alzaytun dan itu tidak akan kurang dari 50 Trilyun Rupiah. Tanpa penumpukan hutang yang berarti.

Apa yang dilakukan oleh Syaykh Alzaytun tersebut diatas, merupakan jawaban atas semua keraguan terhadap lembaga pendidikan Pesantren yang selama ini di anggap sebagai lembaga pendidikan marginal dan tidak mampu bersaing dengan kemajuan jaman. ALZAYTUN INDONESIA juga merupakan jawaban bijak terhadap upaya pihak pihak anti Islam dengan gerakan Islamophobianya, yang kini menggunakan keterbatasan ummat Islam dibelahan dunia akan kemajuan technologi informasi. Digital Illeterate menjadi ajang mereka untuk memecah belah ummat Islam.